MALANG – Dalam rangka memperkuat operasional Brigade Pangan di wilayah Jawa Timur, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan kegiatan In-House Training Perawatan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Jumat (21/11/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen BBPP Ketindan dalam meningkatkan kesiapan teknis dan keandalan alsintan yang menjadi tulang punggung percepatan produksi pangan nasional.
Pelatihan dilaksanakan di workshop bengkel serta garasi alsintan BBPP Ketindan, yang selama ini menjadi pusat kegiatan perawatan, kalibrasi, dan perbaikan berbagai jenis alat dan mesin pertanian. Peserta pelatihan terdiri dari Widyaiswara BBPP Ketindan, sementara fasilitator berasal dari teknisi alsintan berpengalaman yang telah lama menangani perawatan traktor, rice transplanter, power thresher, dan combine harvester.
Penyelenggaraan pelatihan ini dilatarbelakangi meningkatnya kebutuhan kesiapan alsintan di lapangan untuk mempercepat gerakan tanam, terutama melalui penguatan peran brigade pangan di berbagai kabupaten sentra produksi. Alsintan tidak hanya menjadi alat pendukung mekanisasi, tetapi juga instrumen penting dalam menjaga efisiensi waktu dan biaya bagi petani. Karena itu, perawatan yang tepat dan berkala menjadi kunci agar alsintan dapat bekerja optimal ketika dibutuhkan.
Materi pelatihan dirancang secara sistematis dan mencakup aspek fundamental dalam pemeliharaan alsintan. Peserta mempelajari sistem kelistrikan, termasuk pemeriksaan arus, aki, jaringan kabel, relay, serta metode identifikasi gangguan kelistrikan. Selain itu, peserta juga mempelajari manajemen pelumasan mesin yang meliputi penggunaan oli mesin, oli gardan, dan oli presneleng/gigi beserta tanda-tanda keausan komponen saat terjadi penurunan kualitas pelumas. Aspek perawatan jalur udara dan sistem pendingin juga menjadi fokus penting, karena kedua komponen tersebut mempengaruhi performa mesin dalam mempertahankan suhu kerja yang stabil. Peserta memperoleh pengalaman praktik langsung dalam pembongkaran, pembersihan, dan pemasangan kembali filter udara, radiator, serta saluran pendingin lainnya.
Dengan metode pembelajaran berbasis praktik langsung, peserta diharapkan mampu memahami hubungan antarsistem yang membentuk kinerja alsintan, sehingga dapat melakukan inspeksi dan pemeliharaan secara komprehensif.
Komponen praktik lapangan juga melibatkan pengenalan dan simulasi perawatan pada beberapa jenis alsintan utama, seperti traktor roda dua, traktor roda empat, rice transplanter, dan combine harvester. Para fasilitator menjelaskan anatomi mesin, fungsi komponen, serta tahapan preventive maintenance yang wajib dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan alsintan. Pendekatan ini dipilih agar Widyaiswara memiliki kompetensi teknis yang memadai ketika memberikan pelatihan atau pendampingan kepada petani dan penyuluh di lapangan. Dengan demikian, transfer pengetahuan dapat berlangsung lebih efektif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kapasitas kelembagaan BBPP Ketindan sebagai pusat unggulan pelatihan pertanian.
Kegiatan in-house training ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Dalam berbagai kesempatan Ia menekankan pentingnya kesiapan alsintan dalam mendukung percepatan produksi pangan.
“Swasembada pangan hanya dapat dicapai apabila seluruh rantai produksi berjalan efisien. Kesiapan alat dan mesin pertanian merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan percepatan tanam. Alsintan harus selalu dalam kondisi prima agar petani tidak kehilangan momentum tanam dan dapat meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan,” kata Mentan Amran.
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa perawatan alsintan bukan hanya kegiatan teknis, melainkan aspek strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa penguatan kapasitas SDM merupakan fondasi utama keberhasilan program Brigade Pangan.
“Brigade pangan adalah garda terdepan dalam merespons kebutuhan lapangan, khususnya dalam percepatan gerakan tanam. SDM yang memahami teknik perawatan alsintan akan mempercepat respons operasional dan memastikan setiap program berjalan tanpa hambatan di daerah,”ungkap Santi.
Melalui kegiatan pelatihan ini, BBPP Ketindan berkomitmen memperkuat perannya sebagai institusi pelatihan yang tidak hanya menghasilkan tenaga penyuluh dan brigade pangan yang profesional, tetapi juga mampu menghadirkan dukungan teknis yang signifikan bagi petani dan pemerintah daerah. Dengan meningkatnya kemampuan peserta dalam memahami dan menerapkan prosedur perawatan alsintan, diharapkan operasional brigade pangan di Jawa Timur dapat berjalan semakin optimal. Keandalan alsintan yang terjaga akan memberikan dampak langsung terhadap kelancaran gerakan tanam, peningkatan produktivitas, serta kontribusi nyata terhadap pencapaian target swasembada pangan nasional. Nunung Nurhadi*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com


