Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah tetap akan memenuhi kebutuhan nasional. Hal ini mulai terlihat dari berbagai daerah yang sudah memulai panen. Diprediksi, jumlah produksi pada tahun 2024, mulai dari Januari hingga Maret, masih memasok kebutuhan nasional. Kementan mencatat pada Januari 2024, dari seluruh daerah di Indonesia produksi padi berjumlah 1,6 juta ton gabah kering giling (GKG).
Salah satu daerah yang telah memasuki panen rata yakni Sambas, Kalimantan Barat. Hal ini seperti ditegaskan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Musanif, para petani di wilayahnya mulai panen raya padi. Saat ini, produksi padi Kabupaten Sambas sudah mencapai 26% dari total produksi Provinsi Kalimantan Barat.
“Panen musim ini rata-rata Kabupaten Sambas produktivitasnya mencapai 4,5 ton. Pencapaian yang luar biasa, di mana rata-rata produktivitas Kabupaten Sambas hanya mencapai 2,8 ton/ha. Tentu kita berharap ke depannya produktivitas dapat terus meningkat lagi,” jelas Musanif dalam keterangan tertulisnya, pada Minggu (25/2/24).
Ia menuturkan, salah satu kecamatan yang telah beberapa kali melaksanakan panen padi yakni, Kecamatan Jawai dengan luas baku sawah 2.860,76 hektare (Ha), dan yang telah panen 1.020 Ha. Dengan rerata panen 6,5 ton/ Ha gabah kering panen (GKP). Varietas padi yang dipanenya ialah Inpari 30 dan Inpari Nutrizinx dengan menggunakan sistem Legowo 4:1.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Jawai, Darma Irawan, mengatakan bahwa di wilayah binaannya petani bisa menghasilkan panen padi GKP sebesar 7 Ton/Ha dengan bantuan alat panen combine harvester.
Ia menilai panen padi di Sambas tergolong sukses, karena benih yang diberikan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Dinas Pertanian Dan Ketahahan Pangan Kabupaten Sambas datang tepat waktu, sehingga petani dapat menanam secara serentak. Selain itu, curah hujan juga cukup dan serangan hama dan penyakit padi juga tidak berat.
“Pada saat primordia (masa bunting) memang terjadi serangan hama, akan tetapi dari Dinas Pertanian langsung sigap dengan memberikan bantuan pestisida dan saat itu kami melakukan gerakan pengendalian (gerdal). Alhamdulillah hasilnya sangat baik, sehingga tanaman padi terhindar dari hama penggulung daun,” terang Darma.
Selain menggunakan pupuk kimia, lanjutnya, petani mulai menggunakan pupuk organik cair untuk memberikan nutrisi kepadatan aman padi.
Petani di Poktan Idaman, Rabuni, mengaku bersyukur produksi padi tahun ini mengalami peningkatan. Peningkatan ini dirasakan karena cuaca yang mendukung, prasarana yang diberikan juga bermanfaat berupa benih padi dan pupuk cair.
“Musim berikutnya kami bertekad untuk terus melakukan penanaman dengan menggunakan teknologi dan pemupukan yang berimbang, mudah-mudahan saja cuaca mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sambas, H. Satono menuturkan, alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Sambas pada tahun 2024, telah diberikan sejumlah 6.200 ton Urea, dan NPK sejumlah 10.500 ton. Ia berharap, tahun ini pupuk bersubsidi yang sudah dialokasikan dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan tepat sasaran.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk bersubsidi, kata Satono, pihaknya melalui Balai penyuluh Pertanian yang ada di seluruh Kabupaten Sambas, menginstruksikan untuk menerapkan penggunaan pupuk organik.
Selain itu, lanjut Satono, guna memudahkan kerja para petani, pihaknya melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan memberikan bantuan alat pertanian, di antaranya tangki penyemprotan.
“Tahun depan insyaallah kita akan bantu lagi kelompok-kelompok tani. Dengan harapan sektor pertanian kita semakin maju, ekonomi petani meningkat dan swasembada pangan di Sambas terwujud,” pungkasnya.