Guna meningkatkan kompetensi SDM bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa), Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Babinsa di Kodam Tanjungpura, Kalimantan Barat pada 13-15 Oktober 2024.
Pelaksanaan pelatihan diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan selaku UPT dibawah BPPSDMP.
Pompanisasi adalah sistem yang krusial dalam mendukung irigasi di wilayah pertanian yang tidak dapat mengandalkan irigasi alami. Babinsa sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi di desa-desa, berperan penting dalam membantu petani memahami cara kerja dan pemeliharaan pompa irigasi. Dengan kemampuan manajemen pendampingan yang baik, Babinsa diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian melalui efisiensi penggunaan air.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, menyebutkan bahwa Babinsa adalah mitra penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan keterampilan manajemen pompanisasi, mereka dapat mendampingi petani dalam memaksimalkan penggunaan sumber daya air.
Sementara itu dalam kesempatan lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa peran Babinsa dalam pertanian sangat penting.
"Peningkatan kapasitas mereka dalam manajemen pendampingan tidak hanya membantu petani tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan program-program pertanian strategis. Pompanisasi adalah teknologi sederhana namun sangat efektif untuk memaksimalkan irigasi," jelas Santi.
Pelatihan di Kodam Tanjungpura yang diikuti oleh 217 personil Babinsa ini, dibuka oleh Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, dan turut dihadiri oleh Mayor Kav Edison (Pasi Binwanwil Korem 121/Abw) serta Mayor Cke Nurhadi Said Rustamto (Pabanda Wanwil Staf Teritorial Kodam XII/Tpr).
Peserta pelatihan yang hadir secara offline berasal dari Kabupaten Bengkayang, dengan jumlah 100 orang. Sementara itu, peserta yang mengikuti pelatihan secara online berasal dari berbagai wilayah, termasuk 6 peserta dari Kabupaten Landak, 6 peserta dari Kapuas Hulu, 15 peserta dari Ketapang, 4 peserta dari Mempawah, dan 16 peserta dari Sambas. Selain itu, Kabupaten Sanggau mengirimkan 30 peserta, Sintang 3 peserta, Sekadau 14 peserta, Melawi 2 peserta, Kayong Utara 6 peserta, Kubu Raya 6 peserta, dan Singkawang 9 peserta. Semua peserta pelatihan ini mencakup berbagai daerah di Kalimantan Barat, baik secara online maupun offline.
Materi pelatihan mencakup teknik pendampingan, komunikasi efektif, pengoperasian dan perbaikan pompa, serta Rencana Tindak Lanjut (RTL). Peserta sangat antusias, terutama saat praktik langsung di lapangan yang disimulasikan selama pelatihan.
Nunung Nurhadi, Widyaiswara BBPP Ketindan pengajar pada pelatihan ini, menegaskan pentingnya latihan ini.
"Pompanisasi sangat membantu dalam meningkatkan produksi pertanian. Dengan pendampingan Babinsa yang baik, petani dapat menggunakan teknologi ini secara optimal dan berkelanjutan," ujarnya.
Pelatihan ini menggunakan metode andragogi, yang menekankan pembelajaran partisipatif dan interaktif, termasuk diskusi kelompok dan simulasi. Para peserta memberikan respons positif, terutama dalam praktek langsung dan diskusi intensif yang meningkatkan pemahaman mereka. Diharapkan Babinsa mampu mendampingi petani dalam memaksimalkan penggunaan teknologi pompanisasi demi peningkatan produktivitas pertanian di daerah mereka.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com