Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian Kementerian Pertanian terus mencetak SDM unggul di bidang pertanian. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui Sertifikasi Kompetensi Bidang SDM Pertanian bagi Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang yang digelar 16–18 September 2025.
Sebanyak 187 mahasiswa mengikuti kegiatan ini dengan empat skema sertifikasi, yakni Supervisor Farm Unggas Pedaging, Pelaksana Produksi Benih, Fasilitator Pertanian Organik Tanaman, dan Penyuluh Pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa generasi muda memiliki peran vital dalam memastikan keberlanjutan pembangunan pertanian nasional.
“Estafet pembangunan pertanian harus segera kita percayakan kepada generasi milenial. Mereka adalah motor penggerak yang akan membawa pertanian Indonesia ke arah yang lebih maju,” tegasnya.
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti, menyoroti pentingnya keterlibatan pemuda dalam mempercepat transformasi sektor pertanian. Ia menegaskan bahwa peran generasi muda menjadi fondasi penting dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan sekaligus cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Tedy Dirhamsyah, dalam pembukaan kegiatan sertifikasi kompetensi, Selasa (16/09/2025) menegaskan peran strategis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
Tedy menyampaikan bahwa setelah lulus, para mahasiswa dapat berkiprah di berbagai bidang dan menjadi wirausahawan muda agribisnis. Kompetensi yang diperoleh tidak hanya mengangkat kredibilitas, tetapi juga meningkatkan kemampuan spesifik dan mendalam dengan legalitas yang diakui secara nasional maupun global. Hal ini memungkinkan lulusan memenuhi permintaan pasar global, meningkatkan peluang untuk menjadi pengusaha bersertifikat atau pegawai dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, sekaligus menjadi modal besar untuk mendorong pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju.
Koordinator Asesor, Susilo Budiono juga berpesan agar peserta mengikuti seluruh rangkaian sertifikasi dengan penuh semangat.
“Sertifikasi ini adalah pembuktian dari apa yang telah dipelajari selama kuliah. Ikuti dengan serius, santai, dan sukses agar hasilnya maksimal,”ujar Budiono.
Kegiatan ini melibatkan 17 asesor yang terdiri dari 9 asesor perunggasan, 4 asesor produksi benih, 3 asesor pertanian organik tanaman, dan 1 asesor penyuluhan.
Salah satu peserta, Sabaq Ramadhan Khairullah dari skema fasilitator organik tanaman, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Ini kesempatan berharga untuk menguji kembali ilmu yang kami dapatkan. Kami siap mengaplikasikan di lapangan dan menjadi bagian dari pembangunan pertanian ke depan,” ujarnya bersemangat.
Sabaq menambahkan, bahwa sebagai fasilitator organik, nantinya tidak hanya menguasai teknik budidaya, tetapi juga mendampingi petani agar mampu menerapkan praktik organik secara konsisten, sehingga hasil pertanian lebih sehat, berkelanjutan, dan memiliki nilai tambah.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan turut mendukung penuh kegiatan ini dengan mengirimkan dua asesor kompeten di bidang pertanian organik tanaman. Skema yang diberikan, yakni Fasilitator Organik Tanaman dengan 12 unit kompetensi. Skema ini memfokuskan pada kemampuan peserta untuk merencanakan, melaksanakan, mendampingi, dan mengevaluasi budidaya tanaman secara organik sesuai standar.
Diharapkan para lulusan dapat menjadi fasilitator yang mampu memberikan bimbingan teknis, mendorong penerapan praktik ramah lingkungan, serta mendukung terciptanya pertanian berkelanjutan. Dengan begitu, SDM pertanian yang lahir tidak hanya tangguh dan profesional, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja sekaligus menjadi motor penggerak pertanian organik di Indonesia.