alam rangka percepatan Swasembada Pangan Nasional, Kementerian Pertanian bersinergi dengan TNI AD menggelar Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Tim gugus Tugas/Pendampingan Lapangan bertempat di di Aula Kodim 0424 Tanggamus 17-19 Oktober 2024 lalu.
Pompanisasi merupakan salah satu program Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui pengairan/irigasi, yang saat ini tengah berjalan dibeberapa wilayah Indonesia. Hal ini seperti ditegaskan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. Bahwa program pompanisasi yang saat ini dijalankan bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian.
Mentan Amran mengatakan pompanisasi merupakan solusi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
“Pompanisasi adalah solusi untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari satu kali tanam menjadi dua, atau bahkan dari dua menjadi tiga kali tanam”, kata Mentan Amran.
Mentan mengajak para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi kemarau panjang. Menurutnya, pompanisasi dapat memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.
“Program pompanisasi bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan pertuasan areal tanam. Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam,” lanjut Mentan Amran.
Pelatihan pendampingan manajemen pompanisasi dilaksanakan secara hybrid selama tiga hari dan diikuti oleh Tim Gugus Tugas/Pendamping Lapangan diwilayah Kodim 0424 sebanyak 131 pasukan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi merupakan program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yang dilaksanakan oleh salah satunya UPT Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketidan yang bekerja sama dengan Kodam Sriwijaya melalui Kodim 0424 Tanggamus.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan terima kasihnya kepada TNI dalam hal ini Babinsa yang sangat rajin dan cekatan saat terjun ke lapangan. Dalam rangka meningkatkan produksi, produktivitas, menjamin ketersediaan pangan dalam upaya swasembada beras.
“Babinsa ini sangat rajin turun ke lapangan saat diminta melakukan pendampingan kepada para petani dan berkolaborasi yang baik dengan para penyuluh. Saat turun ke lapangan saya menemukan babinsa yang berkolaborasi bersama penyuluh dalam menghidupkan pompa,” kata Santi.
Sementara itu dalam laporannya, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menjelaskan bahwa tujuan pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tim satgas pangan, khususnya Babinsa dan pendamping lapangan serta meningkatkan kualitas pengelolaan pendampingan program pompanisasi.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk pengembangan kapasitas diri. Semoga dengan ilmu dan keterampilan yang diperoleh nantinya dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing melalui penerapan inovasi dan teknologi,”kata Nurul.
Pelatihan ini ditujukan bagi Babinsa dengan harapan agar bisa menjadi rekan kerja penyuluh pertanian dalam membina petani dalam mengelola usahanya. Pelatihan tersebut merupakan wujud dari upaya BPPSDMP dalam mendukung program Kementerian Pertanian di bidang pengembangan sumber daya manusia pertanian.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com