MALANG – Keputusan menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto saat Rapat Terbatas (Ratas) pada 30/12/2024 lalu. Kebijakan ini direspon positif oleh masyarakat, terutama petani.
Pada 30/01/2025, bersama Bulog dan Bapanas, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Bulog segera menyerap gabah petani sesuai HPP guna menjaga stabilitas pangan nasional dan kesejahteraan petani, terutama saat panen raya.
Diperkiran sampai akhir Maret, Bulog diperkirakan akan menyerap 800.000 ton gabah sampai saat puncak panen yang terjadi pada April mendatang. Bulog juga memastikan akan membeli gabah petani dengan harga sesuai HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani sekaligus memenuhi target serapan beras nasional sebesar 3 juta ton.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengatakan, bahwa sekarang ini pemerintah sedang mendorong swasembada pangan sesingkat-singkatnya.
“Tentu saja kita berharap bahwa semua upaya-upaya kita di lapangan terutama penyuluh, petani yang memang sehari-harinya bekerja dilapangan, sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah, sinergi dengan TNI dan POLRI di lapangan. Ini akan mampu mewujudkan hasil yang menggembirakan tahun ini karena dari kegiatan-kegiatan program strategis yang di program pertanian yang dilakukan di 2024 yang lalu saat ini juga sudah kelihatan hasilnya yang dimana produksi meningkat,” jelas Santi.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini bahkan ada di bulan tertentu peningkatan produksi ini adalah terbesar selama beberapa waktu.
“Tentu saja ini membanggakan kita, beberapa langkah lagi bisa swasembada pangan dan harapannya stok beras di Bulog dan masyarakat akan terpenuhi untuk kemudian bisa menstabilkan swasembada pangan,” lanjut Santi.
Di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, hingga akhir Maret, Bulog telah menyerap lebih dari 10.000 ton gabah dari petani di berbagai kecamatan, beberapa diantaranya Kecamatan Lawang, Kepanjen, Pakis, dan Gondanglegi.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang, produksi padi pada musim panen tahun ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang mendukung serta penggunaan teknologi pertanian yang semakin berkembang di kalangan petani.
Rasa khawatir yang sebelumnya dialami oleh petani karena serap gabah yang sangat rendah, pada panen tahun ini petani merasakan dampak positif dari kebijakan pemerintah. Hal ini disebabkan Bulog melakukan serap gabah sesuai dengan HPP. Seperti yang diungkapkan oleh petani padi di Kecamatan Lawang.
“Kami berharap, serap gabah ini bisa terus berlanjut di musim-musim berikutnya. Karena dengan adanya serap gabah oleh Bulog ini, petani merasa ada jaminan harga yang pantas dari pemerintah kepada petani. Sehingga para petani tidak ada keraguan lagi untuk menanam padi karena harga sudah jelas, dan kami tidak rugi,” kata Ridwan Ketua Kelompok Tani Mulyo I, seorang petani di Desa Mulyoarjo Kecamatan Lawang.
Gigik, penyuluh pertanian lapangan (PPL) sebagai pendamping petani di Kecamatan Lawang, menuturkan, bahwa ia akan terus melakukan koordinasi dan pertemuan dengan petani agar petani mengetahui segala informasi yang terkait dengan kebijakan dari pemerintah.
“Serap gabah yang dilakukan oleh Bulog ini merupakan kebijakan yang sangat bagus, dan juga sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi krisis pangan global. Kami ingin memastikan bahwa stok beras di wilayah binaan kami dan sekitarnya aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pangan,” ungkapnya.
Untuk mempercepat penyerapan, Bulog telah bekerjasama dengan kelompok tani dan koperasi pertanian dalam proses pembelian gabah pada Selasa (25/03/2025).
Kemitraan bertujuan agar distribusi gabah dari petani ke Bulog lebih lancar tanpa perantara yang bisa mempengaruhi harga jual. Selain itu, serap gabah yang dilaksanakan di Kecamatan Lawang juga melibatkan TNI melalui Babinsa, yang selalu mengawal petani bersama PPL. Sinergitas dan kolaborasi sangat penting dalam mengawal kegiatan pertanian di wilayah kerja masing-masing.
“Babinsa hadir untuk menjembatani kepentingan petani dan pemerintah agar harga gabah tetap stabil dan petani sejahtera,” tutur Eko anggota Babinsa. Asep Koswara/Gigik*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com