Kegiatan Studi Tiru antara UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan merupakan bentuk kerjasama dalam bidang ketenagaan dan edukasi pertanian.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kondisi Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki kawasan perkebunan yang sangat luas, dimana sektor perkebunan memiliki peranan yang penting dalam pemberdayaan ekonomi wilayah dan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Hal ini yang diharapkan dapat memperbaharui komoditas-komoditas perkebunan ke depan menjadi lebih berdaya saing dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Sopian beserta jajarannya, dan diterima langsung oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Sumardi Noor, beserta pejabat fungsional BBPP Ketindan.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menegaskan bahwa melalui inovasi teknologi, peran penting dalam pembangunan pertanian bisa meningkatkan produktivitas dan produksi, mengurangi biaya produksi, serta mampu merespons perubahan lingkungan strategis yang terjadi.Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas SDM pertanian dan membuat sektor pertanian menjadi lebih menarik serta menguntungkan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan pembangunan pertanian, climate change, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.
Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia.
“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah,”kata Dedi.
Dalam sambutannya, Kepala UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan, Sopian, mengatakan, dengan adanya kegiatan ini diharapkan para peserta mendapatkan tambahan pengalaman dari para widyaiswara bidang proteksi tanaman di BBPP Ketindan, yang nantinya dapat diterapkan untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada komoditas perkebunan.
Sementara itu, Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, menyambut baik maksud dan tujuan dari kegiatan studi tiru ini. Ia bahkan menjelaskan, bahwa pemanfaatan pestisida nabati dan teknologi asap cair dalam pengendalian OPT secara organik sebagai bahan pengendali opt yang lebih bersifat aman dan ramah lingkungan sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan berdaya saing dan dapat diminati oleh pasar baik untuk pemenuhan kebutuhan lokal maupun ekspor. “Hal ini merupakan salah satu upaya untuk bisa meningkatkan produksi tanaman dan keseimbangan agroekosistem,”kata Sumardi.
Berita terbit di Swadayaonline.com