Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Pemkab Buleleng Dorong Penyuluh Dampingi Petani Atasi Serangan OPT Durian

Yeniartha
May 25, 2025

BULELENG – Penyuluh pertanian dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Seririt, dibawah Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Bali, tengah serius dalam pendampingan petani durian karena serangan penyakit kanker batang yang menyerang tanaman durian di Desa Unggahan, Kecamatan Seririt. Serangan penyakit yang ditengarai disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora ini mengancam produktivitas kebun durian milik petani lokal.

Penyuluh pertanian dari BPP Seririt, Gede Andri, melakukan pengamatan langsung ke sejumlah titik lahan durian produktif milik petani. Gejala umum yang ditemukan berupa luka bergetah pada batang, menghitam, dan menyebabkan bagian atas tanaman mengering secara perlahan. Beberapa tanaman bahkan menunjukkan tanda-tanda kematian jaringan.

“Kami mendapati indikasi kuat serangan penyakit kanker batang. Umumnya penyakit ini muncul pada durian yang ditanam di lahan dengan drainase buruk, terutama setelah musim hujan panjang,” ungkap Gede Andri saat ditemui di lokasi, Kamis (22/5/2025).

Sebagai upaya penanganan, Gede menyarankan pengupasan jaringan batang yang terinfeksi hingga terlihat jaringan sehat, lalu mengoleskannya dengan fungisida berbahan aktif tembaga. Namun, ia mengingatkan tindakan ini harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Selain itu, pendekatan terpadu juga ditekankan sebagai langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan kebun, pemangkasan rutin, pemupukan berimbang, pengaturan air, hingga rotasi tanaman pada lahan yang terlalu lembab.

Penambahan mikroorganisme tanah seperti Trichoderma dan penggunaan pupuk kandang matang juga dianjurkan untuk menekan populasi patogen di tanah.

Sebagai tindak lanjut, penyuluh merencanakan pelatihan singkat untuk petani setempat guna meningkatkan kapasitas mereka dalam mengenali dan menangani penyakit batang. Ia juga mengimbau agar petani lebih aktif melakukan pengamatan dan deteksi dini terhadap hama dan penyakit tanaman.

Selain masalah penyakit, penyuluh juga menyinggung pentingnya perawatan pascapanen dan pemangkasan rutin setelah musim buah.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, penyuluh merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program ketahanan dan swasembada pangan.

“Penyuluh adalah penggerak utama di lapangan. Mereka yang mendampingi petani, memastikan tanam terjadi, dan melaporkan capaian secara realtime. Dukungan dan penguatan peran mereka adalah prioritas kami,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya fungsi koordinatif dan kolaboratif yang dijalankan oleh penyuluh. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada kecepatan aksi di lapangan serta keakuratan data yang dilaporkan.

Kegiatan pengamatan ini turut melibatkan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan serta pengurus Kelompok Tani Subak Abian Werdhi Amertha, guna memastikan koordinasi dan penyebaran informasi yang lebih luas di kalangan petani.

Nengah Arga, salah satu pemilik kebun durian yang merupakan salah satu anggota dari Subak Abian Werdhi Amertha desa Unggahan mengaku mulai curiga sejak batang durian miliknya mengeluarkan cairan seperti lendir berwarna kecokelatan.

Petani lain, Gede Pancalam mengaku baru kali ini mengetahui secara detail mengenai penyakit kanker batang. Ia merasa lebih siap melakukan tindakan penyelamatan pohon setelah mendapat arahan langsung di lapangan.

BPP Seririt mencatat bahwa laporan serupa juga datang dari desa-desa lain penghasil durian, seperti Gunungsari, Munduk Bestala, dan Mayong. Hal ini menunjukkan perlunya penguatan edukasi dan monitoring rutin di seluruh wilayah sentra durian.

Kegiatan pengamatan diakhiri dengan diskusi singkat bersama petani, termasuk pencatatan kondisi tanaman dan dokumentasi. Data ini akan digunakan sebagai bahan laporan dan pertimbangan intervensi lanjutan dari dinas terkait. Dengan adanya intervensi dini dan pendampingan aktif dari penyuluh, petani durian di Desa Unggahan kini lebih siap menghadapi tantangan penyakit tanaman. Gede Andri/Asep Koswara*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post