Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bersama Tim Expert Korea Selatan usai melaksanakan long term training tahap I tahun 2024, Senin ( 29/7/2024).
Long term training memberikan kesempatan bagi para peserta untuk meningkatkan kompetensinya melalui belajar sambil bekerja dalam waktu yang relatif lama yakni 6 bulan. Tahun 2024 kegiatan long term training diikuti oleh 17 orang peserta terdiri dari mahasiswa dan siswa praktik kerja industri dari jurusan pertanian.
Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menuturkan, tujuan pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menggenjot ekspor.
“Smart farming saat ini menjadi hal yang sangat penting dalam dunia pertanian. Yakni dengan pemanfaatan alsintan yang menghemat biaya 40 sampai 60%, pemanfaatan IoT serta varietas unggul yang bisa menghasilkan banyak cuan,”sebut Dedi.
Selama proses pembelajaran, seluruh peserta mempelajari dan praktik agribisnis smart farming mulai tanam sampai pemasaran, budaya kerja, aplikasi peralatan smart farming, persiapan tanam dan penanaman, manajemen iklim mikro tanaman, manajemen nutrisi, manajemen pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen, pemasaran produk, analisa usaha serta permodalan.
Selain menerima materi para peserta juga melakukan uji ketrampilan dengan nilai rata-rata uji ketrampilan “Sangat Terampil”, Hasil evaluasi menyatakan nilai pre test peserta rata-rata 40,59, sedangkan nilai post test 95, dengan kesimpulan naik 54,41 atau 134,05%. Hal ini menyatakan bahwa terdapat dampak kenaikan yang sangat signifikan dari sebelum berlatih dan selesai berlatih.
Dalam sambutannya, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah menjelaskan, dengan meningkatkan kompetensi peserta dalam bidang smart farming, akan memberikan dampak positif yang signifikan pada efisiensi dan produktivitas usahatani petani milenial.
Oleh karena itu, para alumni long term trainning juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan dan menyebarkan kembali ilmu agribisnis smart farming yang telah diperoleh kepada rekan kerja dan mitra lainnya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia secara umum serta menjawab tuntutan ketahanan pangan di masa depan.
Sementara itu menurut salah satu wakil peserta pelatihan, Haudzan Nadhifa Irfani, ia dan teman-temannya sangat berterima kasih atas dilaksanakannya long term training yang banyak memberi mereka pengalaman berharga tentang smart farming.
“Saya sampaikan kepada teman-teman, jangan takut untuk berkolaborasi menghadapi tantangan dunia pertanian dengan insan pertanian lainnya setelah lulus dari sekolah masing-masing,” jelasnya.
Haudzan menambahkan atas rasa bangganya dan apresiasi yang sangat luar biasa untuk segala dedikasi dengan terselenggaranya long term training demi kemajuan dunia pertanian. Dan menunjukkan bahwa pertanian bukanlah sektor yang ketinggalan jaman.
“Pertanian banyak memberikan hasil terbaik bagi pembangunan di Indonesia. Saya berharap semua ilmu pengetahuan yang telah kita dapat, bisa kita terapkan dengan baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untk masyarakat di sekitar kita serta masyarakat luas dimanapun”, pungkas Nadhifa. Yeniarta