Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan merupakan salah satu UPT Pelatihan di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), saat ini mengembangkan salah satu teknologi pertanian Smart Greenhouse.
Inovasi ini berorientasi pada peningkatan produksi dengan kualitas dan kuantitasnya yang optimal melalui sistem Smart Farming.
BBPP Ketindan bersama Tim Expert Korea Selatan dalam proyek Enhanching Millenial Farmer’s Income by Adopting K-Smart Farm Technologies in Indonesia. Berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi para petani melalui Korean Smart Farming (K-Smart).
Kegiatan peningkatan kompetensi bagi petani milenial dilaksanakan melalui short term dan long term dengan rentang waktu berbeda. Short term dilaksanakan selama tiga hari, sedangkan long term dilaksanakan selama tiga dan enam bulan.
Dengan meningkatkan kompetensi peserta dalam bidang smart farming, akan memberikan dampak positif yang signifikan pada efisiensi dan produktivitas pada usahatani petani milenial.
Oleh karena itu, para peserta juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan dan menyebarkan kembali ilmu agribisnis smart farming yang telah diperoleh kepada rekan kerja dan mitra lainnya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia secara umum serta menjawab tuntutan ketahanan pangan di masa depan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan disektor pertanian.
“Tunjukan bahwa petani milenial dapat menjadi pionir untuk peningkatan kapasitas pertanian dan petani. Kita harus bekerja keras, cepat, cermat dan akurat. Tinggalkan cara-cara lama dan gunakan cara-cara baru berbasis internet of things,” kata Dedi.
Pada Kamis (04/04/2024) dilaksanakan koordinasi dari Tim Expert Korea yang diwakili oleh Mr. Kwang Woo Lee dan Mr. Han untuk melaporkan progress K-Smart kepada Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah.
Kwang Woo Lee menjelaskan mengenai status dan arah perkembangan pertanian Korea dan overview tentang teknologi smart farm di Korea yang telah diadopsi di BBPP Ketindan. Selain itu ia juga menjelaskan tentang tenaga kerja yang tetap di greenhouse (GH), agar GH bisa dijalankan dengan lancar setelah dihibahkan pada tahun 2025 kepada BBPP Ketindan.
Selain itu, Lee juga menambahkan bahwa kedepan akan tumbuh petani-petani yang serius bergerak di bidang smart farming, oleh karenanya tenaga-tenaga expert melalui widyaiswara BBPP Ketindan harus betul-betul menguasai teknologi yang telah diberikan oleh expert Korea.
Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi, imbuh Lee.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, mengatakan, hibah SGH harus memberikan manfaat yang besar bagi BBPP Ketindan. Dan akan terus berusaha untuk bekerjasama agar tidak ada yang kurang dalam pengelolaan GH.
“Karena tahun 2025 sudah dihibahkan kepada BBPP Ketindan, kami harus segera menetapkan SDM yang secara permanen akan mengurus SGH kedepan. Selain itu pemasaran dan pengaturan keuangan setelah serah terima hibah menjadi tanggung jawab balai selaku penerima hibah. Kami berharap nanti segera ditetapkan pola pengelolaannya sesuai regulasi pemerintah RI,” jawab Nurul kepada pihak Korea.
Diterbitkan di swadayaonline.com dan lajurpertanian.com