MALANG – Di sela Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Budidaya Serealia dari Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Direktur Serealia dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan mengunjungi lahan BBPP Ketindan dan smart greenhouse (SGH) K-Smart Farm, Selasa (1/7/2025). Kunjungan ini didampingi Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah.
Saat meninjau SGH Korea (K-Smart), Nurul memperkenalkan melon varietas chamoe yang populer di Korea Selatan dan kini dibudidayakan di sana.
“Melon ini manis dan bertekstur lembut. Ada juga tomat beef dan cherry, yang biasa dikonsumsi segar atau sebagai campuran salad, smoothie, dan dessert,” jelas Nurul.
Selain SGH K-Smart Farm, Direktur Serealia Abdul Roni Angkat dan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Rachmat juga meninjau low cost smart greenhouse (Low Cost SGH) yang digagas Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat berkunjung ke BBPP Ketindan pada Agustus 2024.
Greenhouse dibangun melalui hibah dari Ditjen Hortikultura. Keduanya mengapresiasi perkembangan SGH di BBPP Ketindan.
Nurul menambahkan, saat ini Low Cost SGH tengah disterilkan dan ditata ulang untuk kembali ditanami melon.
“Sesuai arahan Wamentan Sudaryono, Low Cost SGH merupakan prototipe dari SGH K-Smart Farm hibah Pemerintah Korea, dengan biaya lebih hemat dan pengoperasian lebih sederhana. Ini menjadi sarana pembelajaran mendukung pelatihan pertanian presisi,” lanjut Nurul.
Fasilitas ini sudah menerapkan irigasi tetes, pengendalian hama terpadu, dan pemantauan mikroklimat untuk menghasilkan melon berkualitas. Selain untuk pelatihan, SGH ini juga menjadi model percontohan bagi instansi dan petani daerah.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menekankan percepatan transformasi digital sektor pertanian.
“Kita butuh petani, teknologi, dan sistem pertanian yang cerdas dan terintegrasi digital agar Indonesia bisa bersaing secara global,” tegas Mentan Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menegaskan pentingnya pelatihan berbasis teknologi untuk mencetak SDM pertanian masa depan.
“Kami terus dorong UPT pelatihan di bawah BPPSDMP untuk adopsi teknologi terkini, termasuk IoT. Petani milenial harus jadi pionir,” ungkap Santi. Humas BBPP Ketindan/Hadi Gunawan
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com