Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Validasi Keterampilan, Pengetahuan Dan Sikap Fasilitator Organik Tanaman Melalui Sertifikasi Kompetensi

Yeniartha
Aug 30, 2025

YOGYAKARTA – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang (Yoma) terus menunjukkan komitmennya dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang kompeten, profesional, dan berdaya saing. Melalui penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Fasilitator Organik Tanaman Polbangtan Yoma mengharapkan mahasiswa meraih predikat kompeten.

Polbangtan sebagai perguruan tinggi vokasi di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) berfokus pada program pendidikan Diploma IV (Sarjana Terapan) bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan. Lulusannya diharapkan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja atau socioagropreneur.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peningkatan kemampuan lulusan pendidikan vokasi Kementan sebagai kunci pembangunan pertanian modern.

“Saya harap lulusan Polbangtan tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian,” kata Amran.

Sementara itu Kepala Badan Penyluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mendorong mahasiswa untuk membekali diri dengan kompetensi.

“Harapannya, setelah selesai masa perkuliahan, para lulusan Polbangtan bisa berkontribusi membangun negeri dengan kompetensi yang diperoleh dari bangku kuliah,” tutur Santi.

Direktur Polbangtan Yoma, R. Hermawan, mengatakan bahwa kampus vokasi ini bertugas menyiapkan generasi muda pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

“Sektor pertanian membutuhkan generasi muda untuk menjadi agrosociopreneur, pencetus ide, inovator, sekaligus motor penggerak pembangunan daerah. Mahasiswa Polbangtan Yoma disiapkan untuk menjadi wirausahawan pertanian yang tangguh dan berdaya saing global,” jelasnya.

Hermawan juga mengajak mahasiswa untuk ikut membangun desa, memperkuat pertanian maju, mandiri, dan modern, serta menyiapkan diri menyongsong Indonesia Emas 2045. “Lumbung pangan dunia ada di tangan generasi muda, dan mahasiswa Polbangtan adalah motor penggeraknya,” pungkasnya.

Sertifikasi kompetensi ini mengacu pada SKKNI KEP.07/MEN/I/2011, Skema Fasilitator Organik Tanaman SS-PO-2018, serta SNI 6729-2016. Terdapat 12 unit kompetensi yang diujikan, Memelihara Proses Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Mengorganisasikan Pekerjaan, Melakukan Komunikasi Efektif, Membangun jejaring kerja, mengorganisasikan kelompok sasaran, menganalisis sejarah lahan, menyusun program fasilitasi, melaksanakan fasilitasi, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan fasilitasi, mengelola konversi lahan, melaksanakan sistem jaminan mutu organik, memproses pupuk organik.

Metode sertifikasi dilakukan dengan bukti langsung melalui praktik demonstrasi, ujian tertulis, dan pendalaman materi. Para peserta atau asesi melaksanakan praktek pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati sebagai bagian dari uji kompetensi.

Hasilnya, seluruh asesi yang mengikuti sertifikasi kompetensi dinyatakan kompeten, menunjukkan kesiapan Polbangtan Yoma dalam melahirkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja nasional maupun internasional. Isdianto dan Lutfi*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post