Dalam rangka percepatan Swasembada Pangan Nasional, Kementerian Pertanian bersinergi dengan TNI AD telah menggelar Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Tim gugus Tugas/Pendampingan Lapangan bertempat di Gedung Moh Toha Makodim 0624/ Kabupaten Bandung, 08/10/2024 dan Makodim 0618/Kota Bandung, 09/10/2024 lalu.
Pompanisasi merupakan salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas pertanian melalui pengairan/irigasi, yang saat ini tengah berjalan dibeberapa wilayah Indonesia. Hal ini seperti ditegaskan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Bahwa program pompanisasi yang saat ini dijalankan bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan pompanisasi merupakan solusi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
“Pompanisasi adalah solusi untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari satu kali tanam menjadi dua, atau bahkan dari dua menjadi tiga kali tanam”, kata Mentan Amran.
Mentan Amran mengajak para petani di seluruh daerah untuk memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah dalam mengantisipasi kemarau panjang. Menurutnya, pompanisasi dapat memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.
“Program pompanisasi bertujuan untuk menyediakan air hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan pertuasan areal tanam. Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam,” lanjut Mentan Amran.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pendampingan manajemen pompanisasi dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh Tim Gugus Tugas/Pendamping Lapangan diwilayah Kodim 0624 sebanyak 269 orang dan Kodim 0618 sebanyak 151 orang.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan terima kasihnya kepada TNI dalam hal ini Babinsa yang sangat rajin dan cekatan saat terjun ke lapangan. Dalam rangka meningkatkan produksi, produktifitas, menjamin ketersediaan pangan dalam upaya swasembada beras.
“Babinsa ini sangat rajin turun ke lapangan saat diminta melakukan pendampingan kepada para petani dan berkolaborasi yang baik dengan para penyuluh. Saat turun ke lapangan saya menemukan babinsa yang berkolaborasi bersama penyuluh dalam menghidupkan pompa,” kata Santi.
Sementara itu dalam laporannya, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menjelaskan bahwa tujuan pelatihan manajemen pendampingan pompanisasi adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi tim satgas pangan, khususnya Babinsa dan pendamping lapangan serta meningkatkan kualitas pengelolaan pendampingan program pompanisasi.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk pengembangan kapasitas diri. Semoga dengan ilmu dan keterampilan yang diperoleh nantinya dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing melalui penerapan inovasi dan teknologi,”kata Nurul.
Metode pelaksanaan pelatihan hari pertama klasikal, dilanjutkan dengan peserta melaksanakan on the job training pada hari kedua dan ketiga. Selama kegiatan klasikal, peserta dilatih oleh widyaiswara dari BBPP Ketindan.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com