Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

FGD Potensi Kopi, Gali Peluang Pengembangan Agribisnis Berkelanjutan

Yeniartha
May 02, 2025

MALANG – Upaya pengembangan agribisnis kopi berkelanjutan di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, semakin konkret. Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Berkelanjutan” yang digelar oleh Gandrung Tirta, menjadi ruang dialog strategis antar pemangku kepentingan untuk menyusun langkah ke depan.

Kegiatan FGD berlangsung pada Rabu (30/4) tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Ketindan, perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Malang, perwakilan dari Kecamatan Lawang, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Koordinator BPP Lawang, serta petani kopi yang menjadi pelaku utama dalam pengembangan komoditas unggulan ini.

Acara diawali dengan pemaparan hasil identifikasi potensi oleh Atikah sebagai penyelenggara. Dalam paparannya, Desa Ketindan dinilai memiliki keunggulan agroklimat yang sesuai untuk pengembangan kopi jenis robusta dan arabika. Selain itu, posisi geografis desa yang berada di lereng Gunung Arjuno menjadi nilai tambah tersendiri dari sisi kualitas. Namun, di sisi lain, tim juga mengungkap beberapa tantangan yang masih dihadapi petani kopi setempat, seperti kondisi iklim, minat generasi uda, rendahnya akses terhadap pasar, lemahnya pengelolaan pascapanen, dan belum adanya kelembagaan tani yang kuat sebagai penggerak agribisnis.

Hal ini juga seperti yang diungkapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, bahwa Kementan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.

Untuk itu, Mentan Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

“Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya,” kata Mentan Amran.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.

Kepala Desa Ketindan, Artining, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan FGD ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan.

“Kami menyadari potensi kopi di desa ini sangat besar, namun perlu dukungan semua pihak agar bisa berkembang. Pemerintah desa siap mendukung penguatan kelembagaan tani dan mendorong anggaran desa untuk mendukung program agribisnis kopi berkelanjutan,” ujarnya.

Perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Setiawan, menyebut bahwa pasar kopi saat ini sangat menjanjikan, baik skala nasional maupun ekspor.

“Yang perlu diperkuat adalah kualitas produk dan kontinuitas produksi. Dinas siap memfasilitasi pelatihan pascapanen, serta mendampingi kelompok tani dalam membentuk kemitraan usaha dengan pelaku industri kopi,” tuturnya.

Sejumlah petani kopi turut menyampaikan pandangannya dalam diskusi. Pengurus Kelompok Tani Budi Luhur, Hariyanto, mengungkapkan bahwa regenerasi petani menjadi isu penting.

“Anak-anak muda desa masih enggan masuk pertanian. Kalau kopi ini dikembangkan dengan pendekatan modern, termasuk digitalisasi dan branding, saya yakin akan menarik,” katanya.

Sementara itu, petani senior, Darto, menyoroti lemahnya akses permodalan dan infrastruktur jalan kebun yang belum memadai.

FGD kemudian merumuskan sejumlah solusi, di antaranya pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) kopi, fasilitasi akses pembiayaan dari perbankan dan KUR pertanian, serta penyusunan roadmap agribisnis kopi Desa Ketindan.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lawang, Titin, menuturkan akan menugaskan penyuluh pertanian untuk mendampingi petani dalam penguatan kelembagaan dan teknis budidaya.

“Kami juga akan mengusulkan Desa Ketindan sebagai lokasi demplot kopi berkelanjutan agar bisa jadi percontohan di wilayah Lawang,” tuturnya.

Dengan semangat kolaboratif dan arah strategis yang semakin jelas, pengembangan agribisnis kopi berkelanjutan di Desa Ketindan kini memiliki pondasi yang kuat untuk diwujudkan secara bertahap dan berkelanjutan. Asep Koswara/Titin*

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com

Similar Post