Pelatihan Persiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan Angkatan 141 di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, telah dilaksanakan pada 4-6 Desember 2025 lalu. resmi dibuka di Desa Kemoning, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang, Suyono, dan dihadiri Kasubid Sarana dan Prasarana, Penyuluh Pertanian, serta koordinator penyuluh dan para penyuluh dari empat Kecamatan Sampang, Torjun, Jrengik, dan Tambelangan.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti 30 peserta dari enam Brigade Pangan (BP), yaitu BP Tunas Mulya dan BP Tunas Jaya dari Kecamatan Sampang, Torjun Mandiri dari Kecamatan Torjun, BP Jrengik Bersinergi dari Kecamatan Jrengik, serta BP Sorga Pemuda Tani dan BP Pemuda Gemilang dari Kecamatan Tambelangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang, Suyono, dalam sambutan saat pembukaan, menegaskan bahwa sektor pertanian saat ini sedang mengalami perubahan besar.
“Pertanian sekarang tidak lagi sepenuhnya mengandalkan tenaga manual. Kita memasuki era transformasi menuju pertanian modern. Karena itu, dibutuhkan tenaga muda yang tanggap terhadap perubahan dan mampu mengoperasikan teknologi pertanian,” kata Suyono memberikan motivasi kepada seluruh peserta.
Setelah mengikuti pembukaan, peserta menjalani test awal (pre-test) untuk melihat kemampuan awal sebelum menerima materi. Sesi hari pertama dilanjutkan dengan materi Penguatan Kelembagaan Brigade Pangan serta pengenalan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang disampaikan oleh Asep Koswara, Widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan. Peserta diberikan pemahaman mengenai peran strategis brigade pangan dalam mendukung ketahanan pangan daerah dan pemanfaatan teknologi mekanisasi.
Hari kedua pelaksanaan praktik operasional traktor roda empat dan combine harvester. Peserta tidak hanya melihat demonstrasi, tetapi juga mendapatkan kesempatan langsung mengoperasikan mesin di lahan yang telah disiapkan. Usai praktik, kegiatan berlanjut dengan diskusi dan tanya jawab. Peserta mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berharga dan membuka wawasan baru tentang efisiensi penggunaan alsintan di tingkat kelompok tani.
Memasuki hari ketiga, pelatihan berfokus pada aspek literasi keuangan, mencakup manajemen usaha tani dan pembuatan rekening bank untuk memperkuat kelembagaan finansial kelompok. Materi ini diberikan agar peserta mampu mengelola usaha tani secara modern, transparan, dan berkelanjutan. Dan dilanjutkan dengan materi Rencana Implementasi Brigade Pangan, dimana peserta menyusun langkah tindak lanjut yang akan diterapkan di wilayah masing-masing. Pelatihan ditutup dengan test akhir (post-test) dan evaluasi menyeluruh atas rangkaian kegiatan.
Salah satu perwakilan peserta, Maulidi Riyanto dari Brigade Pangan Tunas Jaya, menyampaikan kesan positifnya selama mengikuti pelatihan. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Terutama praktik mengoperasikan traktor dan combine, itu pengalaman yang tidak semua petani dapatkan. Kami jadi lebih paham bagaimana menerapkan teknologi agar pekerjaan lebih cepat dan hasil lebih maksimal. Materi manajemen usaha juga membuka wawasan kami untuk mengelola kelompok secara lebih profesional,” ungkapnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk mencapai swasembada pangan optimasi lahan menjadi solusi, tidak hanya pengolahan fisik tanah, tetapi juga harus didukung teknologi pertanian yang tepat guna. Mulai dari penggunaan bibit unggul, alat pertanian modern seperti traktor, rice transplanter, combine hasverter, semua untuk meningkatkan indek pertanaman dan produktivitas pertanian.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pertanian Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa keberhasilan Brigade Pangan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.


