Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Penguatan Budaya Kerja ASN, Kementan Tekankan Peran CPNS Wujudkan Ekosistem Pertanian Berintegritas

Najia
Dec 09, 2025

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Itjen Kementan) menyelenggarakan kegiatan Penguatan Budaya Integritas bagi pejabat serta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) lingkup Kementerian Pertanian. Kegiatan yang menjadi rangkaian peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 ini dilaksanakan secara luring dan daring dengan melibatkan peserta dari berbagai unit kerja Senin, (08/12/2025).

Sebagai bentuk komitmen mendukung upaya pencegahan korupsi, BBPP Ketindan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui tiga CPNS, yaitu: Nur Diana Septi, Nurcahya Destiawan, dan Aulia Anggitasari, yang mengikuti kegiatan secara daring dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang. Keikutsertaan ini menjadi wujud nyata upaya BBPP Ketindan dalam memperkuat budaya integritas sejak dini bagi ASN generasi baru.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pencegahan korupsi dan penguatan integritas adalah bagian penting reformasi birokrasi di Kementerian Pertanian (Kementan). Amran menekankan bahwa unit pendidikan vokasi seperti PEPI harus menjadi contoh budaya kerja bersih, profesional, dan akuntabel.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menegaskan pentingnya karakter dan integritas sebagai fondasi SDM pertanian. Menurutnya, lembaga pendidikan vokasi harus melahirkan generasi muda yang kompeten, beretika, disiplin, dan bebas perilaku koruptif.

Ia menambahkan bahwa langkah pencegahan harus dimulai dari lingkungan pendidikan melalui pembiasaan perilaku jujur, transparan, dan bertanggung jawab. Selain itu Santi juga mendorong seluruh pendidikan vokasi di bawah BPPSDMP memperkuat tata kelola dan akuntabilitas agar setiap proses berjalan sesuai regulasi.

Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Suwandi, yang menekankan pentingnya kehadiran CPNS sebagai generasi baru yang akan memperkuat ekosistem pertanian yang bersih, transparan, dan berintegritas.

“CPNS harus menjadi motor perubahan untuk membangun pertanian yang bebas dari praktik korupsi demi terwujudnya swasembada pangan,” ujarnya.

Narasumber pertama, Asep Iwan Iriawan, dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti, memaparkan materi bertema “Bahaya Korupsi: Perspektif Hukum bagi ASN”. Ia menjelaskan bahwa pemberantasan korupsi harus dilakukan melalui upaya menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan tujuan negara Indonesia.

Kegiatan juga turut menghadirkan keynote speaker, Setyo Budianto, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024–2029. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa peringatan HAKORDIA harus menjadi pengingat akan masih adanya potensi perilaku koruptif di sekitar kita.

“Korupsi adalah perilaku yang merusak, dan semangat antikorupsi harus dilakukan setiap hari, bukan hanya saat diperingati setahun sekali,” tegasnya.

Sesi berikutnya diisi oleh Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ Leadership Center, yang membawakan materi “Penguatan Budaya Integritas dan Motivasi bagi Pejabat dan CPNS Kementan”. Ia menjelaskan bahwa budaya integritas menjadi tameng utama dalam mencegah praktik korupsi.

Di bagian akhir kegiatan, peserta mendapatkan pemaparan mengenai manajemen talenta. Konsep ini menekankan pentingnya penempatan pegawai sesuai keahlian dan kompetensi sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi. Manajemen talenta yang tepat diyakini dapat mendorong produktivitas, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja, memperkuat pengembangan karier, serta membantu organisasi mencapai keunggulan kompetitif.

Melalui kegiatan penguatan budaya integritas ini, Kementerian Pertanian menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan bebas korupsi, sekaligus mempersiapkan ASN yang mampu memberikan kontribusi optimal bagi pelayanan publik dan pembangunan pertanian nasional.

Similar Post