JOMBANG – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya kedaulatan pangan sebagai fondasi ketahanan bangsa. Dalam berbagai kesempatan, beliau menyerukan bahwa Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri tanpa ketergantungan impor.
Sejalan dengan arahan tersebut, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendorong seluruh lapisan pertanian untuk mempercepat luas tambah tanam (LTT) sebagai bagian dari upaya mengejar target swasembada pangan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut mempertegas bahwa percepatan tanam tidak hanya soal menanam lebih cepat, tetapi juga tentang inovasi, kolaborasi, dan optimalisasi semua potensi pertanian lokal.
Menindaklanjuti instruksi tersebut, kegiatan percepatan LTT juga dilaksanakan di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Rabu (30/04/2025). Kegiatan dihadiri langsung oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sekaligus PJ LTT Kabupaten Jombang, Nurul Qomariyah, bersama seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Kecamatan Mojowarno.
Kehadiran para penyuluh ini juga menjadi bukti nyata bahwa pembangunan pertanian adalah kerja bersama yang memerlukan sinergi dari seluruh pihak, mulai dari penyuluh hingga petani.
Nurul memberikan apresiasi tinggi kepada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mojowarno yang telah menginisiasi dan menggalakkan penggunaan metode persemaian kering, atau yang dikenal juga dengan istilah persemaian “kesetan”.
Persemaian ini menjadi salah satu inovasi kunci dalam mendukung percepatan tanam. Melalui persemaian kesetan, benih padi disemai di lahan kering menggunakan media tanah tipis, sehingga bibit lebih cepat siap tanam. Menariknya, persemaian kesetan dapat digunakan baik untuk metode tanam menggunakan mesin transplanter maupun secara manual, memberikan fleksibilitas kepada petani sesuai dengan kondisi lapangan.
Penerapan persemaian kering ini dinilai sangat strategis karena mampu memperpendek jeda waktu antara panen dan tanam. Dengan demikian, produktivitas lahan dapat dimaksimalkan, dan potensi kehilangan waktu tanam dapat ditekan sekecil mungkin.
“Saya mendorong kelompok tani untuk menangkap peluang bisnis dari persemaian ini. Selain mendukung kebutuhan tanam di wilayahnya sendiri, usaha persemaian bibit berkualitas juga bisa dijadikan sumber tambahan pendapatan bagi kelompok tani, menambah pundi-pundi rupiah serta memperkuat kemandirian ekonomi petani,”kata Nurul.
Nurul menaambahkan bahwa kegiatan percepatan tanam di Kecamatan Mojowarno menjadi cermin betapa pentingnya inovasi, semangat kolaborasi, dan adaptasi teknologi sederhana di tingkat lapangan.
Diharapkan, semangat ini bisa menjalar ke seluruh wilayah, sehingga swasembada pangan bukan hanya menjadi cita-cita, tetapi benar-benar terwujud melalui kerja nyata seluruh insan pertanian Indonesia. Nurhadi/Musdalipah*
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com