TANAH BUMBU – Krisis pangan dan air menjadi isu krusial di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Perubahan iklim yang semakin ekstrem telah mengancam ketersediaan pangan di Indonesia.
Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian (Kementan), berupaya mengatasi masalah ini dengan program pompanisasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, terutama di daerah yang sering mengalami kekeringan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa saat ini fokus kerja yang harus dijalankan adalah pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi masalah pangan.
Selain pompanisasi, Kementan juga melakukan perluasan areal tanam, pembukaan lahan baru, dan pemanfaatan tumpang sari.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, memastikan Kementan akan terus memprioritaskan berbagai program yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
Menurutnya saat ini fokus Kementan adalah mewujudkan akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas pangan agar mampu swasembada.
BPPSDMP melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menggelar Pelatihan Manajemen Pedampingan Pompanisasi Bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Kodim 1022/Tanah Bumbu dan Kodim 1004/Kotabaru pada 16-18 Oktober 2024 dibuka oleh Kepala BBPP Ketindan. Hadir pada kesempatan tersebut, Pabandya Wanwil Kodam 6, Mayor Arh Muhammad Nanang R dan Pasi Wanmil Korem 043/Garuda Hitam.
Pelatihan yang diikuti oleh 46 anggota Babinsa Kodim 1022/Tanah Bumbu dan Kodim 1004/Kotabaru ini bertujuan untuk membangun landasan pelaksana pendampingan dan meningkatkan keterampilan pendamping gugus tugas pompanisasi.
Kompetensi pendampingan sangat penting untuk meningkatkan giat pompanisasi di lapangan, mendukung capaian peningkatan produktifitas bahan pangan. Saat ini, ketidakpastian kondisi iklim dan geopolitik dunia, berdampak padaketidakpastian produksi pangan yang berpotensi mengancam ketahanan nasional.
Strategi keberlanjutan produksi pangan diambil dengan kebijakan PAT, salah satunya melalui program pompanisasi. Bantuan pompa disebar ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia, oleh karena itu dibutuhkan partisipasi Babinsa sebagai penggerak masyarakat dari sektor militer untuk turut mengawal optimalisasi bantuan pompa.
Dalam arahannya, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menegaskan pentingnya peran Babinsa dan pendamping lapangan dalam memastikan implementasi pompanisasi berjalan dengan baik.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk pengembangan kapasitas diri. Semoga dengan ilmu dan keterampilan yang diperoleh nantinya dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing melalui penerapan inovasi dan teknologi,” harap Nurul.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com