MALANG – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran generasi muda membangun pertanian Indonesia. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat menghadapi tantangan dunia.
Sejalan dengan arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti juga menyampaikan bahwa generasi muda yang memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pertanian melalui inovasi dan kewirausahaan dan Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP berkomitmen untuk terus mendukung tumbuhnya entrepreneur muda di sektor pertanian.
Pertumbuhan wirausahawan muda pertanian perlu didukung pula oleh stakeholder lainnya. Salah satu stakeholder yang tergerak dengan semangat yang sama adalah GoTo Impact Foundation (GIF). Organisasi nirlaba ini didirikan oleh Grup GoTo melalui program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 meluncurkan program Gandrung Tirta yang merupakan inovasi agribisnis kopi berkelanjutan untuk pemuda dan desa di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dalam upaya dukungan dan kolaboratif, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian berkesempatan menghadiri kegiatan peluncuran Program Gandrung Tirta, pada Rabu (07/05) di Aula Javacocoa, Agrowisata Teh Wonosari, Kabupaten Malang.
Dalam peluncuran tersebut, Atikah Risyad, Perwakilan Gandrung Tirta menjelaskan bahwa Gandrung Tirta hadir melalui konsorsium empat organisasi yang terdiri dari BIOPS Agrotekno, Agroniaga, Rise Social dan Fam Rural berawal melihat adanya tantangan dan permasalahan yang muncul dalam agribisnis kopi seperti rendahnya produktivitas hasil kopi yang hanya mencapai 43% dari produksi ideal, kurangnya kesadaran petani terhadap manajemen kebun yang baik sesuai GAP, penguasaan lahan rendah sehingga hasil pertanian terbatas hingga rendahnya minat pemuda desa di sektor pertanian.
Program Gandrung Tirta Agribisnis Kopi Berkelanjutan untuk pemuda dan desa merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor agribisnis kopi khususnya di Desa Ketindan yang memiliki topografi di ketinggian 500-800 mdpl dan sangat cocok untuk budidaya kopi robusta mempunyai potensi yang sangat besar dalam agribisnis kopi berkelanjutan tetapi saat ini dalam pengelolaannya masih belum optimal.
Program Gandrung Tirta melibatkan pemuda desa sebagai bagian dari regenerasi petani kopi dan bersama stakeholders yang lain berkomitmen bersama dalam mengembangkan agribisnis kopi berkelanjutan. Semangat regenerasi petani pada Program Gandung Tirta sejalan dengan semangat yang diangkat oleh Kementerian Pertanian.
Dengan adanya pemetaan potensi desa, melalui Gandrung Tirta dikembangkan Model Pengembangan Agribisnis Kopi Berkelanjutan yang kontekstual melalui dukungan budidaya pasca panen, pengelolaan limbah kopi, pemanfaatan teknologi pertanian, praktik ramah lingkungan, peningkatan kapasitas agribisnis pemuda desa dan penguatan kelembagaan usaha masyarakat desa.
Harapannya dengan program ini, dapat meningkatkan produktivitas kopi, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menarik minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian. Semangat yang dibawa oleh program ini sejalan dan selaras pula dengan semangat BBPP Ketindan untuk memajukan dan meregenerasi petani di wilayah kerjanya. Adhis Millia W.
Diterbitkan di lajurpertanian.com dan megapolitannews.com