Telp/Fax 0341-927123 / 429725

|

Sinergi Kementan dan TNI Tingkatkan Kompetensi Babinsa Di Kodam VI Mulawarman dan Kodam II Sriwijaya

Yeniartha
Oct 20, 2024

LAMPUNG – Salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) adalah perluasan areal tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) serta memperluas area tanam padi nasional di tengah gempuran masalah cuaca. Permasalahan yang terjadi diantaranya potensi sawah tadah hujan, CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) untuk pengadaan pompa dan kebutuhan benih selama pelaksanaan program.

Langkah-langkah konkret perluasan areal tanam dengan pompanisasi mencakup identifikasi potensi lahan yang dapat dikembangkan dan diperluas untuk pertanian, perencanaan sistem pompanisasi yang sesuai dengan karakteristik topografi dan kebutuhan air tanaman di setiap lokasi serta pembangunan infrastruktur pompa air, dan jaringan irigasi untuk mendistribusikan air secara efisien ke lahan pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa solusi cepat untuk mengatasi pertanian khususnya sawah dari kekeringan adalah dengan optimalisasi pompanisasi.

“Pompanisasi ini ada 50 ribu yang harus kita bagikan ke seluruh Indonesia dan itu ujung tombaknya para kepala daerah di seluruh Indonesia. Kalau 75 ribu terpasang, musim kering berikutnya Insya Allah bisa kita atasi,” kata Amran

Amran menegaskan bahwa saat ini fokus kerja yang harus dijalankan adalah pompanisasi sebagai solusi cepat mengatasi masalah pangan.

Ia menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan sebanyak 50 ribu unit pompa yang akan dipasang di seluruh sentra produksi pangan.

Dalam mendukung keberhasilan program tersebut, Kementan membentuk satuan tugas (satgas) antisipasi darurat pangan di setiap provinsi dan kabupaten kota. Selain membentuk satgas, Kementan juga melibatkan TNI dan Polri, khususnya Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam melaksanakan pengawalan dan pendampingan program PAT, khususnya pompanisasi.

Dengan adanya pelibatan BABINSA dalam melakukan pengawalan dan pendampingan program ini, maka dipandang perlu untuk membekali babinsa dalam hal pendampingan kegiatan pompanisasi guna mendukung program PAT khususnya pompanisasi melalui kegiatan pelatihan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) , Idha Widi Arsanti, berharap babinsa dan penyuluh dapat melakukan optimalisasi pompanisasi.

“Kita harus kerja keras karena masih ada daerah yang kekeringan, sehingga membutuhkan pompa. Rekan Babinsa bisa mengimplementasikan dengan baik, bisa menguasai filosofi penggunaan pompa, bagaimana melakukan perawatan dan juga modifikasi sehingga bisa dioptimalkan dengan pompa tersebut,” urai Santi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai salah satu UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Pendamping Lapangan/Tim Gugus Pompanisasi pada 16 – 18 Oktober 2024 dan dibuka secara langsung oleh Kepala BBPP Ketindan, relay dari Kodam VI Mulawarman khususnya Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru.

Peserta pelatihan sebanyak 330 Babinsa yang ada di Wilayah Kodam VI Mulawarman khususnya Provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan peserta yang ada di Wilayah Kodam II Sriwijaya khususnya di Provinsi Lampung sejumlah 594 Babinsa yang berasal dari beberapa Kabupaten Lampung.

Pelatihan selanjutnya dilaksanakan pada 17 – 19 Oktober 2024 relay dari Kodam II Sriwijaya Khususnya Provinsi Lampung Kabupaten Lampung Timur. Peserta sebanyak 601 Babinsa yang ada di Wilayah Kodam II Sriwijaya khususnya di Provinsi Lampung berasal dari Kabupaten Lampung Timur, Tanggamus, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang dan Way Kanan 168 orang.

Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, dalam arahannya menyampaikan pentingnya peran Babinsa dan pendamping lapangan dalam memastikan implementasi pompanisasi berjalan dengan baik.

“Para pendamping lapangan dan Babinsa adalah ujung tombak dalam mengawal program pemerintah di bidang pertanian, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya air,” jelas Nurul.

Diterbitkan di lajurpertanian.com dan swadayaonline.com

Similar Post